Penulis Konten
  • Home
  • Artikel
    • Strategi Konten
    • Digital Marketing
    • Bisnis
    • Social Media Marketing
    • Branding
    • Menulis Buku
  • Klien
    • SEO Strategies
    • Content Writing
    • Social Media Marketing
    • Ghost Writing
    • Branding
  • Portofolio
    • Konten
    • Buku
    • Marketing Kit
    • Speaker/mentor
  • Tentang Kami

Tentang Kami

Services

Kontak Kami

Cara Kerja Penulis Online yang Perlu Dipahami

Penulis online sekarang makin banyak dibutuhkan. Dari artikel blog, konten media sosial, sampai tulisan untuk kebutuhan bisnis, semua butuh kata-kata yang ditulis dengan rapi dan tepat sasaran. 

Tapi, kerja jadi penulis itu nggak sesimpel duduk lalu langsung ketik-ketik. Ada proses yang panjang di balik tiap tulisan yang tampak mulus di layar. Dan sering kali, proses itu justru yang jarang kelihatan dari luar.

Cara Kerja Penulis Online

Cara Kerja Penulis Online yang Perlu Dipahami

Buat kamu yang penasaran atau mungkin sedang mempertimbangkan jadi penulis online, penting banget untuk tahu cara kerjanya. Gimana alurnya? Apa aja yang harus disiapkan? Dan seperti apa sebenarnya ritme kerja di balik profesi yang kelihatannya “cuma nulis” ini?

Artikel ini akan bantu kamu memahami semua itu dengan cara yang sederhana dan mudah dicerna.

1. Mencari dan Menerima Pekerjaan

Langkah pertama yang dilakukan penulis online tentu saja mencari pekerjaan. Banyak yang mendaftar di platform freelance untuk menemukan proyek yang sesuai kemampuan. Ada juga yang bekerja sama dengan agensi yang menyediakan job secara rutin. Kalau sudah punya jaringan, penulis biasanya dapat klien langsung tanpa perantara.

Kadang ada proyek yang hanya sekali selesai, kadang juga bisa jadi kontrak bulanan atau tahunan. Selain itu, banyak penulis yang aktif promosi di media sosial, seperti Instagram atau LinkedIn. Ada juga yang membuat website pribadi sebagai portofolio untuk menarik calon klien.

Intinya, harus rajin “menjual diri” supaya peluang terus terbuka.

Baca juga: 6 Hal yang Harus Dipahami Klien Sebelum Meminta Jasa Penulis Artikel

2. Mempelajari Brief dari Klien

Begitu mendapat pekerjaan, penulis online akan menerima brief atau arahan dari klien. Brief ini biasanya berisi topik yang harus ditulis, siapa target pembacanya, berapa panjang tulisannya, dan gaya bahasa yang diinginkan. Kadang juga dijelaskan apakah butuh optimasi SEO atau tidak. 

Membaca dan memahami brief itu sangat penting supaya hasilnya sesuai harapan klien. Kalau ada bagian yang kurang jelas, penulis sebaiknya bertanya dulu sebelum mulai menulis. Lebih baik memastikan di awal daripada salah arah.

Dengan memahami brief dengan baik, penulis bisa lebih mudah menyusun strategi penulisannya. Hasilnya pun biasanya lebih cepat disetujui.

3. Riset Topik

Setelah memahami brief, langkah berikutnya adalah riset. Riset ini sering jadi bagian paling memakan waktu karena harus mencari informasi yang akurat dan relevan.

Penulis online harus menggali data dari sumber tepercaya, seperti artikel ilmiah, situs resmi, berita, atau wawancara. Riset yang mendalam bikin tulisan jadi lebih berbobot dan nggak asal-asalan.

Selain itu, dengan riset yang baik, penulis bisa menemukan sudut pandang yang lebih menarik untuk tulisannya. Kadang topik yang diminta klien cukup teknis atau asing, jadi butuh waktu lebih lama untuk benar-benar memahaminya. Penulis juga harus memastikan informasi yang dipakai terbaru dan valid. Riset yang bagus adalah pondasi dari tulisan yang berkualitas.

4. Menulis dan Menyusun Konten

Setelah riset selesai, baru deh penulis mulai menulis. Biasanya diawali dengan membuat kerangka tulisan supaya alurnya jelas dan runtut. Saat menulis, penulis akan memperhatikan struktur paragraf, pemilihan kata, dan nada yang sesuai dengan target pembaca. Kalau diminta SEO-friendly, penulis juga akan memasukkan kata kunci dengan rapi dan alami.

Proses menulis bisa jadi akan diulang-ulang karena kadang hasil pertama belum maksimal. Penulis biasanya membaca ulang tulisannya beberapa kali untuk memperbaiki typo, memperhalus kalimat, atau memperbaiki alur. Kadang juga muncul ide baru saat sedang menulis, jadi revisi bisa terjadi di tengah jalan.

Menulis itu bukan pekerjaan sekali jadi, tapi proses bertahap sampai hasilnya mantap.

5. Revisi dan Komunikasi dengan Klien

Setelah draf selesai, penulis mengirimkan hasilnya ke klien untuk dicek. Klien bisa memberi masukan atau permintaan revisi kalau ada yang kurang pas. Penulis harus siap untuk melakukan revisi, kadang lebih dari sekali.

Di tahap ini, komunikasi yang baik sangat penting supaya nggak terjadi salah paham. Kalau klien memberi feedback yang kurang jelas, penulis sebaiknya bertanya lagi untuk memastikan maksudnya. 

Penulis juga harus sabar, karena kadang klien punya banyak pertimbangan sebelum akhirnya puas dengan hasil akhir. Proses revisi ini normal dan jadi bagian dari pekerjaan yang nggak bisa dihindari. Yang penting tetap profesional dan terbuka pada kritik.

6. Mengelola Waktu dan Banyak Pekerjaan Sekaligus

Karena biasanya punya lebih dari satu klien, penulis online harus pintar mengatur waktu. Setiap proyek punya deadline yang berbeda-beda, jadi harus bisa menentukan prioritas.

Kadang ada klien yang mendadak minta revisi, sementara tulisan lain juga harus segera selesai. Kalau nggak dikelola dengan baik, pekerjaan bisa numpuk dan bikin stres.

Banyak penulis yang pakai to-do list atau aplikasi manajemen waktu untuk membantu mengatur jadwal. Disiplin dan konsisten sangat penting supaya semua pekerjaan selesai tepat waktu. Selain itu, penting juga untuk menjaga waktu istirahat supaya nggak cepat burnout. Bekerja dari rumah memang fleksibel, tapi tetap butuh perencanaan yang matang.

Baca juga: 3 Cara Memilih Topik Artikel yang Pasti Dibaca Orang!

Penulis online nggak cuma duduk manis lalu tinggal ketik-ketik sepanjang hari. Di balik satu tulisan, ada banyak proses yang harus dijalani, dari cari kerjaan, pahami brief, riset, sampai revisi berkali-kali. 

Semua itu butuh waktu, ketelitian, dan strategi kerja yang rapi. Jadi, kalau kamu ingin terjun ke dunia ini, penting banget paham cara kerjanya sejak awal. Apalagi kalau kamu juga punya blog sendiri atau pengin mulai menulis untuk internet.

Mentoring Blog Pemula

Buat kamu yang lagi mulai dari nol, pengin mengembangkan blog biar lebih rapi, atau penasaran kenapa blog kamu belum bisa dimonetisasi, ada lho, sesi mentoring private. Mulai dari blog pemula, blog lanjutan, sampai review blog buat monetasi.

Kalau tertarik, bisa klik di sini buat booking. Kita bisa ngobrol santai, bahas bareng, dan cari tahu langkah terbaik buat perjalanan nulis kamu ke depan.


Bagaimana Membuat Konten Digital Marketing yang Disukai Audiens dan SEO-friendly Sekaligus

Membuat konten digital marketing yang benar-benar menarik perhatian pembaca ternyata nggak sesederhana kelihatannya. Banyak orang berpikir cukup pakai kata-kata yang bagus dan panjang, lalu selesai. Padahal, ada banyak hal lain yang perlu diperhatikan supaya kontenmu nggak cuma enak dibaca, tapi juga bisa membantu performa di mesin pencari.

Di sinilah tantangannya: gimana caranya bikin tulisan yang disukai audiens, tapi tetap ramah untuk SEO. Kadang dua hal ini terasa seperti tujuan yang berbeda. Yang satu fokus ke pembaca, yang satu lagi fokus ke algoritma. Tapi sebenarnya, kalau tahu caranya, dua-duanya bisa jalan bareng dengan mulus.

Cara Membuat Konten Digital Marketing untuk Pelanggan sekaligus Mesin Pencari

Bagaimana Membuat Konten Digital Marketing yang Disukai Audiens dan SEO-friendly Sekaligus

Nah, supaya lebih jelas, sekarang kita bahas langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk bikin konten digital marketing yang disukai pembaca sekaligus ramah buat mesin pencari. Yuk, simak satu per satu poinnya di bawah ini.

1. Pahami Audiensmu Dulu

Sebelum nulis apa pun, kamu harus kenal dulu siapa yang bakal baca. Jangan asal tebak atau hanya ikut-ikutan tren. Luangkan waktu untuk benar-benar ngerti siapa mereka, apa masalah yang mereka hadapi, dan apa yang lagi mereka butuhkan. Bisa lewat survei kecil-kecilan, baca-baca komentar di media sosial, atau lihat pertanyaan yang sering muncul di kolom DM atau email. 

Data dari Google Analytics atau Search Console juga bisa kasih banyak petunjuk soal demografi dan topik yang sering dicari pengunjungmu. Kalau sudah tahu siapa audiensnya, kamu bisa pilih sudut pandang yang tepat dan bahasa yang mereka nyamanin. Nulis jadi lebih gampang karena kamu tahu apa yang mereka harapkan dari kontenmu.

Baca juga: Digital Marketing: Pengertian, Pentingnya, dan Jenis-Jenis yang Perlu Diketahui

2. Riset Kata Kunci dengan Cerdas

SEO nggak bisa lepas dari yang namanya kata kunci. Tapi bukan berarti semua kata kunci harus dimasukin asal-asalan, ya. Riset dulu mana yang paling relevan dengan topikmu dan benar-benar dicari orang. Pilih kata kunci yang punya volume pencarian cukup, tapi jangan terlalu kompetitif kalau blog atau websitemu masih kecil. 

Masukin kata kunci itu di bagian penting, seperti judul, URL, dan paragraf pembuka. Nggak perlu berlebihan. Cukup selipkan secara alami di dalam kalimat supaya nggak kaku dibacanya. Kalau bisa, pakai juga variasi atau sinonimnya biar lebih natural.

3. Buat Konten yang Berkualitas dan Mudah Dibaca

Konten bagus itu yang bisa bantu pembaca menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan. Jangan bikin mereka bingung dengan kalimat berbelit-belit atau istilah yang nggak mereka ngerti. Pakai bahasa yang sederhana, langsung ke inti, dan jelas. Supaya nggak bikin capek mata, pecah tulisan jadi paragraf pendek-pendek. 

Tambahkan juga heading, poin-poin, atau tabel kalau perlu biar lebih gampang dipindai. Jangan lupa kasih contoh atau cerita yang relevan biar pembaca lebih gampang menangkap maksudmu. Konten yang bagus dan nyaman dibaca bakal bikin mereka betah lama-lama di halamanmu.

4. Optimalkan untuk Pengalaman Pengguna

Bikin konten yang bagus saja nggak cukup kalau websitemu lambat atau susah diakses. Orang gampang banget pergi kalau loading-nya lama atau tampilannya berantakan di HP. 

Pastikan websitemu responsif, artinya enak dilihat di layar kecil maupun besar. Gambar-gambar yang kamu pakai juga jangan terlalu berat biar nggak bikin lemot. Kalau pakai link ke halaman lain, pastikan semua link itu berfungsi dan relevan. 

Perhatikan juga tampilan warna, font, dan jarak antar elemen biar nggak bikin mata capek. Semakin nyaman orang baca di situsmu, makin besar juga peluang mereka balik lagi.

5. Tambahkan Elemen yang Bikin Interaktif dan Menarik

Kadang teks aja bikin orang cepat bosan. Supaya mereka lebih terlibat, coba tambahkan elemen lain yang lebih menarik. Misalnya gambar, infografis, atau video yang mendukung isi tulisanmu. 

Bisa juga bikin kuis kecil atau polling supaya mereka ikutan nimbrung. Semakin lama mereka berinteraksi dengan kontenmu, makin bagus juga di mata Google karena itu jadi sinyal bahwa kontenmu bermanfaat. 

Jangan lupa sisipkan CTA (call to action) yang halus, kayak ajakan untuk komen atau share. Konten yang bikin pembaca aktif terlibat biasanya lebih diingat dan lebih sering direkomendasikan.

6. Perbarui secara Berkala

Konten yang sudah tayang bukan berarti selesai tugasmu. Topik bisa berubah, data bisa jadi usang, atau tren udah nggak relevan lagi. Makanya penting untuk rajin mengecek dan update artikel lama supaya tetap relevan. Kamu bisa tambahkan data terbaru, perbaiki link yang mati, atau bahkan ganti contoh-contoh biar lebih up to date. 

Google juga suka dengan konten yang segar dan diperbarui karena itu tandanya situsmu aktif. Selain itu, pembaca juga lebih percaya dengan informasi yang masih relevan. Jangan malas untuk cek rutin ya, karena ini juga bisa bikin ranking artikelmu naik lagi.

Baca juga: Seberapa Sering Harus Update Konten Website?

Membuat konten digital marketing yang bisa menyenangkan pembaca sekaligus disukai mesin pencari memang butuh usaha lebih. Tapi bukan berarti sulit atau mustahil dilakukan. Dengan memahami apa yang dibutuhkan audiens dan sedikit strategi SEO, kamu bisa bikin konten yang seimbang dan efektif. Intinya, tetap utamakan kualitas dan kenyamanan pembaca, lalu poles dengan optimasi yang tepat.

Kalau kamu freelance writer dan pengin belajar lebih dalam cara bikin konten yang SEO-friendly tanpa kehilangan sentuhan personal, penuliskonten.id juga buka sesi mentoring SEO. Kalau tertarik, bisa klik di sini untuk ngobrol lebih lanjut, ya.


Mengenal 10 Jenis Freelance Writer dan Keahliannya

Kalau kamu baru masuk ke dunia penulisan lepas, mungkin sempat bingung melihat begitu banyak pilihan pekerjaan yang ada. Ternyata, jenis freelance writer itu nggak cuma satu atau dua saja. Ada banyak banget jalur yang bisa dipilih, masing-masing dengan cara kerja dan keahlian yang beda-beda. 

Kadang, orang malah nggak sadar kalau yang mereka lihat sehari-hari di internet itu hasil kerja writer dengan spesialisasi tertentu. Makanya, penting banget buat kenal dulu supaya bisa lebih paham medan dan nggak salah arah.

Jenis Freelance Writer dan Skillnya

Mengenal 10 Jenis Freelance Writer dan Keahliannya

Menjadi freelance writer itu seru karena fleksibel dan bisa disesuaikan sama minat atau kemampuan kita. Tapi justru karena pilihannya banyak, kadang bikin bingung harus mulai dari mana. 

Banyak orang asal ambil kerjaan tanpa tahu sebenarnya mereka lebih cocok di bidang yang mana. Padahal, kalau tahu jenis-jenisnya sejak awal, kita bisa lebih fokus dan maksimalkan potensi diri. 

Nah, sebelum melangkah lebih jauh, yuk ngobrol dulu tentang beragam jenis freelance writer ini.

1. Content Writer

Content writer biasanya menulis artikel untuk blog, website, atau media online. Tugas utamanya menyampaikan informasi dengan cara yang enak dibaca. Gaya tulisannya ringan, jelas, dan mudah dipahami siapa saja. 

Mereka juga paham soal SEO supaya artikel bisa muncul di hasil pencarian Google. Riset jadi bagian penting pekerjaannya karena harus memastikan isi tulisan akurat. Content writer sering dipakai untuk mengisi blog bisnis, media, atau portal edukasi.

2. Copywriter

Copywriter menulis untuk membujuk pembaca melakukan sesuatu. Tulisannya banyak dipakai di iklan, media sosial, landing page, atau email promosi. 

Kata-katanya pendek, tajam, dan penuh daya tarik. Mereka ahli bikin headline yang bikin orang berhenti scroll. Tujuannya jelas, supaya pembaca tertarik beli, daftar, atau klik sesuatu. Pekerjaan ini butuh kreativitas tinggi karena harus beda dari yang lain tapi tetap mudah dimengerti.

3. Technical Writer

Technical writer bekerja dengan topik-topik yang lebih rumit. Biasanya mereka bikin manual produk, panduan software, atau dokumentasi teknis. 

Keahliannya ada pada cara menjelaskan yang jelas dan rapi. Informasi yang sulit jadi lebih sederhana untuk dipahami pengguna. Mereka harus sabar dan teliti karena tiap detail penting. Pekerjaan ini sering dipakai di perusahaan teknologi, manufaktur, atau sains.

4. Ghostwriter

Ghostwriter menulis atas nama orang lain tanpa mencantumkan nama sendiri. Banyak dipakai untuk bikin buku, artikel opini, atau blog pribadi. 

Mereka harus bisa menyesuaikan gaya tulisan sesuai klien. Biasanya juga sering wawancara dulu untuk menggali cerita atau sudut pandang klien. Tantangannya adalah tetap bikin tulisan terasa pribadi dan alami. Hasilnya nanti dipublikasikan dengan nama orang yang membayar mereka.

5. Grant Writer

Grant writer menulis proposal untuk dapat dana hibah atau bantuan dari lembaga tertentu. Mereka harus bisa menjelaskan tujuan proyek dengan jelas dan meyakinkan. 

Tulisannya formal tapi tetap terasa hidup supaya pembaca tertarik mendukung. Mereka juga harus paham syarat administratif dari pemberi dana. Riset tentang calon donor jadi bagian besar pekerjaannya. Banyak dipakai oleh LSM, yayasan, atau komunitas yang butuh dana operasional.

6. Script Writer

Script writer bikin naskah untuk video, podcast, film pendek, atau iklan. Pekerjaan ini butuh imajinasi tinggi untuk menggambarkan adegan lewat kata-kata. Dialog, deskripsi suasana, sampai petunjuk teknis harus tertulis jelas. 

Mereka sering kerja sama dengan tim produksi supaya hasilnya sesuai kebutuhan. Tulisannya juga harus enak didengar ketika diucapkan. Biasanya script writer juga paham ritme cerita supaya penonton tidak bosan.

7. Academic Writer

Academic writer fokus menulis di bidang pendidikan atau penelitian. Mereka bikin artikel ilmiah, laporan riset, jurnal, atau esai akademis. Gaya tulisannya formal, jelas, dan penuh data. 

Mereka harus paham metode penelitian dan cara menyusun argumen logis. Keakurasian jadi hal paling penting dalam pekerjaan ini. Biasanya dipakai oleh mahasiswa, dosen, atau peneliti untuk publikasi resmi.

8. Social Media Writer

Social media writer bikin konten untuk platform seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan lainnya. Tulisannya pendek, ringan, dan menarik supaya cepat menarik perhatian. Mereka juga harus bisa mengikuti tren yang sedang populer. Kadang harus menulis dalam nada yang lucu, serius, atau inspiratif sesuai brand. 

Keahlian mereka ada pada merangkai pesan yang singkat tapi berkesan. Biasanya juga punya ide kreatif buat bikin campaign yang seru.

9. Business Writer

Business writer banyak dipakai untuk bikin dokumen-dokumen resmi. Misalnya laporan tahunan, whitepaper, proposal bisnis, atau profil perusahaan. 

Tulisannya harus jelas, profesional, dan mudah dipahami pembaca dari latar belakang apa pun. Mereka juga harus paham cara menyusun informasi yang terstruktur. Biasanya juga bekerja sama dengan tim manajemen untuk mendapat data yang tepat. Pekerjaan ini penting karena sering jadi wajah perusahaan di mata publik.

10. Creative Writer

Creative writer menulis karya yang lebih bebas dan imajinatif. Contohnya cerpen, novel, puisi, atau naskah drama. 

Tugas utamanya membangun cerita, tokoh, dan suasana yang bisa menghidupkan imajinasi pembaca. Mereka banyak bermain dengan gaya bahasa dan emosi dalam tulisan. Kadang juga mengangkat tema-tema yang dalam atau unik. Pekerjaan ini lebih fleksibel dan sering jadi cara orang menyalurkan ekspresi diri.

Sekarang kamu sudah lebih kenal dengan berbagai jenis freelance writer dan keahliannya. Semoga setelah membaca, kamu jadi bisa lebih mudah menentukan jalan mana yang paling cocok buat kamu tekuni. Ingat, setiap bidang punya tantangan dan peluangnya sendiri, tinggal pilih yang sesuai dengan kemampuan dan minatmu. 

Dan kalau kamu ingin menekuni bidang yang butuh pemahaman SEO, seperti content writer misalnya, penuliskonten.id juga siap bantu lewat sesi mentoring. Kalau tertarik belajar bareng, bisa klik di sini.


Cara Copywriting yang Efektif untuk Menarik Perhatian

Menulis dengan tepat enggak sekadar merangkai kata yang indah. Dibutuhkan cara copywriting yang bisa bikin orang berhenti membaca sejenak, lalu tertarik untuk tahu lebih jauh. 

Banyak orang sudah mencoba, tapi sering kali pesannya tidak sampai karena kurang tepat menyusun kata-kata. Padahal, kalau tahu caranya, menulis yang bisa menarik perhatian itu sebenarnya sederhana.

Cara Copywriting untuk Menarik Perhatian

Cara Copywriting yang Efektif untuk Menarik Perhatian

Banyak tulisan yang sebenarnya punya pesan bagus, tapi tenggelam karena terasa datar dan biasa saja. Kuncinya ada pada bagaimana menyampaikan pesan dengan cara yang lebih hidup dan menyentuh pembaca. 

Saat tulisan berhasil bikin orang merasa terhubung, kemungkinan mereka untuk terus membaca juga lebih besar. Dan itulah yang membuat sebuah tulisan jadi lebih bermakna.

Ini cara copywriting yang benar, supaya tulisan bisa menarik perhatian pembaca.

1. Pahami Dulu Siapa Pembacanya

Langkah pertama yang sering diabaikan adalah mengenal pembaca. Padahal ini dasar supaya tulisan tepat sasaran. 

Jadi, coba cari tahu siapa mereka, berapa usia rata-ratanya, apa yang mereka sukai, dan masalah apa yang sering mereka alami. Semakin detail mengenal mereka, semakin mudah memilih kata-kata yang pas. 

Misalnya, kalau pembacanya ibu rumah tangga, bahasanya bisa lebih hangat dan praktis. Kalau targetnya anak muda, nada bicara bisa lebih segar tapi tetap sopan. 

Jangan lupa perhatikan juga bagaimana mereka biasanya mencari solusi untuk masalah mereka. Kalau sudah paham, tulisanmu bakal terasa lebih nyambung dan personal buat mereka.

2. Gunakan Judul yang Kuat dan Memikat

Judul itu seperti pintu toko, kalau menarik orang akan masuk. Begitu juga dengan tulisan, kalau judulnya membosankan, orang tidak akan lanjut baca. 

Usahakan judulnya singkat tapi jelas. Pakai kata-kata yang bikin penasaran atau memberi janji yang nyata. Misalnya, bukan hanya “Cara Menulis”, tapi “7 Cara Menulis Cepat Tanpa Pusing”. 

Judul juga lebih bagus kalau langsung mengarah ke masalah atau kebutuhan pembaca. Jangan lupa sesuaikan gaya judul dengan pembacanya. Kadang satu atau dua kata aja cukup, kalau pesannya kuat. 

Intinya, jangan biarkan judul jadi hambar karena itu yang pertama dilihat.

3. Buka dengan Kalimat yang Bikin Ingin Lanjut Baca

Setelah judul, kalimat pembuka adalah kunci. Banyak pembaca yang berhenti di sini kalau tidak menarik. Jadi, buat pembukaan yang bikin mereka merasa “ini yang aku cari”. 

Bisa mulai dengan pertanyaan sederhana, semacam “Sering bingung harus mulai dari mana?”. Bisa juga dengan fakta unik yang belum diketahui. Atau cerita singkat yang relevan dengan topik. 

Tujuannya supaya pembaca merasa terhubung dan penasaran dengan apa yang akan dijelaskan berikutnya. Hindari pembukaan yang terlalu umum atau basa-basi. Langsung saja arahkan ke inti permasalahan dengan cara yang ringan. Kalau pembaca sudah tertarik di awal, biasanya mereka akan lanjut sampai habis.

4. Fokus pada Manfaat, Bukan Hanya Fitur

Sering kali penulis terlalu sibuk menjelaskan fitur tanpa menjawab “so what?” bagi pembaca. Padahal orang lebih peduli dengan apa yang mereka dapat, bukan detail teknisnya. 

Misalnya, jangan cuma bilang “produk ini punya 3 mode”, tapi jelaskan juga manfaatnya: “3 mode ini membantu menghemat waktu hingga setengah jam setiap hari”. 

Pembaca ingin tahu bagaimana produk atau jasa itu bisa mempermudah hidup mereka. Jadi, selalu pikirkan dari sudut pandang mereka. 

Bayangkan apa yang mereka rasakan saat membaca. Kalau manfaatnya jelas, mereka lebih mungkin tertarik. Jelaskan dengan contoh supaya lebih mudah dibayangkan. Dan pastikan manfaat itu terasa nyata, bukan janji kosong.

5. Pakai Bahasa yang Sederhana dan Mudah Dimengerti

Kadang orang merasa semakin rumit bahasanya, semakin terlihat pintar. Padahal yang terjadi malah pembaca bingung. Jadi, gunakan bahasa yang ringan, jelas, dan enak dibaca. 

Bayangkan sedang mengobrol dengan pembaca, bukan memberi kuliah. Hindari istilah teknis yang tidak perlu, kecuali kalau memang audiensnya paham. 

Kalimat-kalimat pendek lebih mudah dicerna daripada paragraf panjang tanpa jeda. Kalau bisa dijelaskan dengan dua kata, jangan pakai lima. 

Pembaca lebih suka tulisan yang langsung kena, daripada harus dibaca dua kali untuk paham. Intinya, bikin mereka nyaman saat membaca, seolah sedang diajak ngobrol.

6. Sisipkan Cerita atau Contoh Nyata

Cerita punya cara ajaib untuk membuat tulisan lebih hidup. Orang lebih mudah terhubung dengan cerita daripada angka atau data saja. Misalnya, ceritakan pengalaman pengguna yang berhasil setelah mencoba tip yang disampaikan. Atau contoh nyata dari keseharian yang relevan dengan topik.

Cerita juga membantu membangun kepercayaan karena terasa nyata, bukan sekadar teori. Pilih cerita yang singkat dan mudah dipahami. Pastikan juga ceritanya benar-benar nyambung dengan pesan yang ingin disampaikan. 

Kalau perlu, gunakan nama atau tokoh fiktif supaya pembaca bisa membayangkan lebih jelas. Dengan begitu, mereka merasa pesanmu lebih bisa dipercaya.

7. Gunakan Kata-Kata yang Membangkitkan Emosi

Tulisan yang baik tidak hanya jelas, tapi juga bisa menyentuh perasaan. Pilih kata-kata yang bisa membangkitkan emosi positif atau memancing rasa ingin tahu. Misalnya, gunakan kata nyaman, cepat, hemat, aman, yang memberi rasa tenang. 

Kadang juga boleh pakai kata yang agak mengejutkan supaya pembaca berhenti dan memperhatikan. Tapi jangan berlebihan sampai terasa menakutkan atau memaksa. 

Perhatikan juga konteks dan siapa pembacanya supaya tetap tepat sasaran. Emosi yang muncul membuat pembaca lebih mudah tergerak untuk bertindak. Jadi, jangan takut bermain dengan perasaan mereka selama tujuannya baik.

8. Akhiri dengan Ajakan yang Jelas

Setelah semua dijelaskan, jangan biarkan pembaca bingung harus apa selanjutnya. Tutup tulisan dengan ajakan yang jelas dan mudah dilakukan. Bisa berupa klik tautan, isi formulir, atau coba langkah sederhana. 

Jangan gunakan kalimat yang panjang atau membingungkan. Sampaikan dengan nada yang ringan dan ramah. Ajakan juga sebaiknya selaras dengan isi tulisan, jangan tiba-tiba menyuruh sesuatu yang tidak ada hubungannya. 

Kalau perlu, ulang sedikit manfaat yang mereka dapat supaya lebih yakin. Dan pastikan ajakan terasa mudah, bukan beban. Pembaca yang sudah sampai akhir biasanya sudah tertarik, tinggal diberi dorongan kecil saja.

Memahami cara copywriting yang tepat memang butuh waktu, tapi hasilnya sepadan karena bisa membuat tulisan lebih hidup dan berkesan. Dengan latihan yang konsisten, perlahan kamu akan terbiasa memilih kata-kata yang pas dan menyusunnya jadi pesan yang menarik. Yang penting, tetap fokus pada pembaca dan jangan ragu untuk mencoba berbagai pendekatan sampai menemukan gaya yang paling cocok.

Kalau butuh bantuan untuk menulis dengan cara copywriting yang lebih rapi, tepat sasaran, dan efektif, penuliskonten siap membantu. Kalau tertarik, bisa klik di sini untuk ngobrol lebih lanjut.


6 Hal yang Harus Dipahami Klien Sebelum Meminta Jasa Penulis Artikel

Meminta bantuan penulis artikel untuk membuat konten memang bisa jadi solusi praktis, apalagi kalau waktu terbatas atau ingin hasil yang lebih rapi. 

Tapi, banyak yang sering keliru karena menganggap semua penulis bisa langsung membaca pikiran klien dan tahu persis yang diinginkan. Padahal, hasil yang bagus biasanya datang dari kerja sama yang jelas antara klien dan penulis.

Supaya prosesnya lancar, ada beberapa hal penting yang sering luput diperhatikan sebelum memulai kerja sama. Hal-hal ini mungkin terkesan sepele, tapi sebenarnya bisa bikin komunikasi lebih mudah dan hasilnya lebih sesuai harapan. 

Dengan persiapan yang tepat, klien juga bisa lebih tenang selama proses berlangsung.

Hal yang Perlu Diketahui oleh Klien dari Penulis Artikel

6 Hal yang Harus Dipahami Klien Sebelum Meminta Jasa Penulis Artikel

1. Paham Dulu Apa yang Mau Dicapai

Tujuan artikel punya pengaruh besar pada cara penulis artikel bekerja. Misalnya, artikel untuk meningkatkan penjualan biasanya butuh ajakan yang halus dan data yang meyakinkan. Kalau tujuannya untuk branding, mungkin gaya ceritanya lebih hangat dan personal. 

Target pembaca juga penting karena menentukan nada tulisan, apakah formal, ringan, atau mungkin malah netral. Pembaca profesional biasanya nyaman dengan istilah teknis, sementara pembaca umum lebih suka yang sederhana. 

Kalau klien sudah tahu dulu apa yang goalsnya, penulis jadi lebih mudah menyusun isi kalau kedua hal ini sudah jelas sejak awal. Hasilnya pun lebih dekat dengan yang diharapkan.

Baca juga: Skill Penting yang Harus Dimiliki Penulis Online di Era Digital

2. Siapkan Topik dan Arah Cerita

Topik dan arah cerita membantu penulis menyusun artikel yang tepat. Topik besar sudah cukup sebagai titik awal, lalu bisa ditambah sedikit detail seperti sudut pandang yang ingin diangkat.

Misalnya, klien butuh artikel tentang menabung. Agar lebih spesifik lagi, artikel bisa diarahkan untuk karyawan dengan gaji pas-pasan atau untuk pelajar. 

Penulis artikel tetap bisa riset, tapi adanya arahan ini membuat hasilnya lebih mendekati kebutuhan. Kalau ada contoh artikel lain yang disukai, itu juga bisa membantu memberi gambaran. Komunikasi pun jadi lebih efisien karena semua sudah jelas sejak awal.

3. Siap dengan Bujet yang Realistis

Bujet sering jadi pertimbangan penting. Harga artikel bisa berbeda-beda tergantung pengalaman penulis, panjang tulisan, dan tingkat riset. 

Artikel dengan riset yang dalam dan bahasa yang rapi biasanya harganya lebih tinggi. Kalau ada batasan bujet, bisa saja disampaikan supaya penulis membantu mencarikan opsi yang sesuai. 

Banyak penulis artikel yang fleksibel, terutama kalau komunikasinya terbuka. Tidak perlu buru-buru memilih yang termurah, karena hasil yang baik juga membawa dampak lebih besar dalam jangka panjang.

4. Beri Waktu yang Wajar

Tulisan yang baik biasanya melalui beberapa proses. Penulis membaca materi, melakukan riset, membuat kerangka, lalu menulis dan menyunting. Semua itu butuh waktu supaya hasilnya rapi dan nyaman dibaca. 

Diskusi soal tenggat waktu di awal membantu kedua pihak sama-sama nyaman. Kalau memang perlu cepat, biasanya ada pilihan pengerjaan kilat dengan biaya tambahan. Hal tersebut adalah wajar. 

Waktu yang cukup membuat penulis bisa bekerja lebih tenang. Hasil akhirnya pun lebih maksimal dan sesuai harapan.

5. Lihat Dulu Contoh Tulisannya

Setiap penulis punya gaya menulis yang khas. Ada yang formal, ada yang santai, ada juga yang penuh cerita. Portofolio atau contoh tulisan membantu melihat apakah gaya itu sesuai dengan kebutuhan klien. 

Kalau belum yakin, bisa juga bertanya apakah penulis artikel bisa menyesuaikan dengan gaya tertentu. Biasanya penulis akan jujur apakah mereka nyaman dengan permintaan itu. 

Melihat portofolio lebih dulu membuat ekspektasi lebih realistis. Kerja sama pun berjalan lebih lancar karena sudah tahu seperti apa hasilnya nanti.

6. Tanyakan soal Revisi dan Cara Komunikasi

Setiap penulis artikel punya aturan tentang revisi. Ada yang memberi revisi satu kali, ada yang lebih, ada yang tidak. Detail seperti ini lebih baik dibicarakan di awal supaya tidak menimbulkan salah paham. 

Cara komunikasi juga sebaiknya jelas, apakah lewat chat, email, atau platform lain. Komunikasi yang lancar membuat proses lebih cepat selesai. Kalau ada masukan, sampaikan dengan jelas dan tenang supaya lebih mudah dipahami. Penulis biasanya menghargai klien yang komunikatif dan terbuka.

Baca juga: Bagaimana Menentukan Target Pembaca untuk Website Bisnis?

Memilih penulis artikel untuk membantu kebutuhan konten sering terlihat mudah, tapi ternyata banyak detail kecil yang bisa memengaruhi hasil akhirnya. 

Tidak cukup hanya mengirim topik dan menunggu selesai, karena penulis artikel tetap butuh arah yang jelas supaya tulisannya sesuai harapan. Komunikasi yang baik dari awal juga bikin prosesnya jauh lebih lancar dan nyaman untuk dua pihak.

Banyak klien yang baru menyadari pentingnya persiapan setelah mengalami revisi berkali-kali atau hasil yang meleset jauh. Padahal, ada beberapa hal sederhana yang bisa dipahami dulu supaya kerja sama dengan penulis jadi lebih efektif. Dengan begitu, waktu dan tenaga yang sudah dikeluarkan juga terasa lebih sepadan.

Kalau butuh bantuan untuk bikin konten yang rapi, enak dibaca, dan sesuai kebutuhan, penuliskonten.id siap bantu sebagai penulis artikel. Jika tertarik, bisa klik di sini untuk ngobrol lebih lanjut.


Skill Penting yang Harus Dimiliki Penulis Online di Era Digital

Dunia digital bikin banyak hal berubah, termasuk cara orang membaca dan mengonsumsi informasi. Sekarang, siapa pun bisa jadi content creator, dan profesi penulis online pun makin diminati. 

Tapi menulis untuk internet itu nggak sekadar merangkai kata. Ada banyak hal yang harus dikuasai biar tulisan bisa benar-benar sampai ke pembaca.

Skill Penting Penulis Online

Skill Penting yang Harus Dimiliki Penulis Online di Era Digital

Jangan bayangkan kerja penulis online itu cuma duduk manis sambil ngetik doang. Tantangannya cukup banyak dan dinamis. Kadang diminta nulis cepat, kadang harus bikin konten buat platform yang beda-beda. 

Dunia digital butuh penulis yang lincah, peka, dan bisa beradaptasi. Tanpa bekal skill yang tepat, tulisan sebagus apa pun bisa tenggelam di tengah banjir konten yang ada.

So, seorang penulis online harusnya punya skill seperti di bawah ini.

1. Kemampuan Menulis yang Jelas dan Menarik

Menulis online beda dengan menulis buku atau jurnal. Pembaca digital biasanya ingin informasi cepat dan langsung ke intinya. Karena itu, gaya menulis yang simpel dan enak dibaca jadi kunci. Kalimat harus pendek-pendek, nggak berbelit, dan langsung ke poin utama. 

Struktur tulisan juga penting, mulai dari pembuka yang menarik, isi yang padat, dan penutup yang kuat. Penulis juga perlu peka dengan alur agar pembaca betah sampai akhir. 

Hindari bahasa terlalu formal atau terlalu santai yang bikin tulisan terasa aneh. Fokusnya tetap ke pembaca, yaitu bikin mereka nyaman membaca dan paham isinya. Semakin jelas dan menarik tulisan, makin tinggi peluang dibaca sampai tuntas.

Baca juga: 7 Skill Copywriting yang Harus Anda Punya, Jika Ingin Jualan Anda Laris Manis

2. Pemahaman SEO Dasar

SEO itu bukan cuma soal keyword, tapi soal gimana tulisan bisa mudah ditemukan lewat mesin pencari. Penulis online perlu tahu cara meletakkan keyword tanpa bikin tulisan kaku. Misalnya, pakai keyword di judul, subjudul, dan paragraf pertama dengan alami. 

Selain itu, paham cara menulis meta deskripsi juga penting karena itu yang muncul di hasil pencarian. SEO juga mencakup penggunaan heading, link internal, dan kalimat pembuka yang kuat. Jangan sampai nulis bagus, tapi nggak kebaca karena nggak SEO-friendly. 

Pemahaman dasar soal struktur URL, alt text gambar, dan loading halaman juga mendukung performa artikel. Intinya, SEO bikin tulisan lebih mudah ditemukan dan dibaca banyak orang.

3. Riset yang Kuat dan Cepat

Konten yang baik lahir dari riset yang solid. Penulis online harus bisa memilah mana informasi valid dan mana hoaks. 

Jangan asal comot dari sumber sembarangan. Cek kredibilitas sumbernya, lihat siapa penulisnya, dan kapan terakhir artikel itu diperbarui. 

Riset juga penting biar nggak menulis topik yang sudah basi. Kadang satu topik bisa butuh baca banyak referensi dulu sebelum mulai nulis. Tapi jangan sampai kelamaan di riset, nanti malah nggak nulis-nulis. 

Jadi, kemampuan mencari informasi cepat dan tepat itu penting. Riset yang matang bikin tulisan lebih dalam dan bisa dipercaya.

4. Adaptif dengan Berbagai Format Konten

Penulis online sekarang nggak cukup cuma bisa bikin artikel panjang. Kadang klien minta caption Instagram, skrip video YouTube, atau email promosi. 

Setiap format punya gaya dan tujuan yang beda. Artikel blog butuh struktur yang rapi dan lengkap. Sementara caption harus padat dan to the point. Skrip video harus terasa seperti percakapan. Email promosi harus bisa menggugah orang buat klik. 

Jadi, penulis harus luwes menyesuaikan diri dengan jenis konten yang diminta. Bukan berarti harus jago semuanya, tapi minimal paham dasar-dasarnya. Adaptif bikin peluang kerja makin luas.

5. Kemampuan Mengedit dan Self-Editing

Menulis saja belum cukup. Tulisan harus dibaca ulang, dicek ulang, dan disunting sebelum dikirim. Kadang pas nulis kita nggak sadar banyak kalimat yang belibet atau typo. Di sinilah kemampuan self-editing dibutuhkan. 

Coba baca tulisan dengan suara keras, biar tahu bagian mana yang janggal. Selain memperbaiki kesalahan teknis, editing juga menyangkut alur dan pilihan kata. Bisa jadi, kalimat perlu dipotong atau diganti biar lebih enak dibaca. 

Penulis yang jago editing biasanya lebih percaya diri mengirim tulisannya. Dan editor pun jadi lebih senang kerja sama sama dia.

6. Menguasai Tools Digital

Zaman sekarang, kerja penulis nggak bisa lepas dari tools digital. Google Docs jadi tempat utama buat nulis dan kolaborasi. Kalau menulis artikel SEO, bisa pakai Ahrefs atau Ubersuggest. 

Notion juga sering dipakai buat menyusun ide dan jadwal kerja. Selain itu, paham cara pakai CMS seperti WordPress juga jadi nilai plus. 

Tools ini bukan buat gaya-gayaan, tapi memang bikin kerja lebih cepat dan rapi. Penulis yang familier dengan tools digital biasanya juga lebih gampang adaptasi sama sistem kerja tim.

7. Paham tentang Audiens

Setiap tulisan ditujukan buat siapa? Anak muda, ibu rumah tangga, pebisnis, atau pelajar? Nah, itu yang harus dipahami dulu sebelum mulai menulis. 

Audiens memengaruhi cara penyampaian, pilihan kata, bahkan topik yang diangkat. Misalnya, gaya nulis buat Gen Z pasti beda dengan gaya nulis buat profesional. 

Kalau nggak paham audiens, tulisan bisa jadi nggak nyambung. Akhirnya, pesan pun nggak sampai. Penulis yang peka terhadap audiens akan lebih mudah bikin tulisan yang kena. Dan audiens pun akan merasa, "Wah, ini banget yang aku cari."

8. Manajemen Waktu dan Disiplin

Deadline itu teman baik sekaligus musuh utama penulis. Kalau nggak bisa atur waktu, tulisan bisa molor terus. 

Manajemen waktu penting biar kerjaan nggak menumpuk dan stres. Bikin to-do list harian bisa bantu jaga fokus. Pecah tugas besar jadi tugas kecil juga bikin proses nulis terasa lebih ringan. Disiplin juga jadi kunci. Nggak menunggu mood, tapi tetap nulis sesuai jadwal. 

Kadang memang susah, apalagi kalau kerja dari rumah. Tapi kalau mau survive di dunia penulisan, disiplin harus jadi kebiasaan. Klien senang sama penulis online yang bisa diandalkan dan konsisten.

Baca juga: Bagaimana Menentukan Target Pembaca untuk Website Bisnis?

Jadi penulis online itu butuh lebih dari sekadar bisa nulis enak dibaca. Perlu peka sama tren, ngerti cara kerja platform digital, dan tahu gimana bikin tulisan bisa muncul di mesin pencari. Skill-skill ini nggak langsung dikuasai sejak awal, tapi bisa dilatih pelan-pelan. Yang penting terus belajar dan siap beradaptasi. Biar tulisan nggak cuma dibaca, tapi juga dicari orang.

Kalau ingin mengasah kemampuan nulis yang cocok buat platform digital dan SEO-friendly, bisa banget mulai dari sesi mentoring santai. Di sini, penulis online bisa belajar langsung cara bikin artikel yang terstruktur dan punya peluang tampil di hasil pencarian. Jika tertarik, bisa klik di sini buat booking jadwal mentoring-nya.


Social Media Copywriting: Cara Bikin Hook yang Bikin Orang Berhenti Scroll

Banyak orang mengira, bahwa social media copywriting itu merely tentang kata-kata puitis yang disusun berderet-deret. Padahal, bukan itu. 

Bukan soal panjang atau puitis, tapi yang penting, kalimat pertama harus bisa bikin orang berhenti scroll. Kalau kalimat pembuka gagal, sebaik apa pun isi kontennya, kemungkinan besar tetap kelewat begitu saja. Ini tantangan besar, apalagi kalau bersaing dengan konten viral tiap detik.

Cara Bikin Hook dalam Social Media Copywriting

Social Media Copywriting: Cara Bikin Hook yang Bikin Orang Berhenti Scroll

Kadang, ide kontennya sudah bagus, desainnya menarik, tapi tetap nggak dapat perhatian. Bisa jadi masalahnya ada di bagian hook. 

Di tengah banjir informasi kayak sekarang, satu kalimat awal bisa jadi penentu. Bisa dilihat ataumalah  dilewat. Makanya, bikin hook yang tepat jadi kunci penting di dunia social media copywriting.

Nah, supaya lebih mudah dipahami memang kudu pakaii contoh sih. Cuma, contoh itu banyak sekali. Jadi, berikut akan dijelaskan hook seperti apa yang bisa dipakai untuk social media copywriting beserta contoh, dengan dibatasi pada yang sudah cukup populer. Dari sini, penulis bisa mengolah sendiri dan mengembangkan sesuai kebutuhan masing-masing.

1. Mulai dengan Pertanyaan yang Nyentil

Orang lebih gampang berhenti scroll kalau baca pertanyaan yang terasa personal. Pilih yang relate sama masalah atau kebiasaan audiens. Pertanyaan bikin mereka mikir, “Eh, iya juga ya.” 

Hindari pertanyaan terlalu umum atau yang jawabannya jelas. Lebih bagus kalau langsung menyentuh problem yang sering mereka alami.

Contoh:

  • Pernah posting tiap hari tapi tetap gak ada yang like?
  • Udah rajin bikin konten, tapi belum closing juga?
  • Kontenmu sering diskip meski udah pakai hashtag?
Baca juga: 7 Skill Copywriting yang Harus Anda Punya, Jika Ingin Jualan Anda Laris Manis

2. Bikin Pernyataan yang Bikin Kaget

Kalimat pembuka bisa juga pakai fakta yang gak biasa. Gak harus heboh, yang penting bikin orang mikir. Bisa dari insight pribadi atau hasil pengamatan. Tujuannya biar audiens langsung tertarik dan pengin tahu lebih lanjut.

Contoh:

  • Hashtag bukan lagi senjata utama buat menaikkan reach.
  • Caption lebih penting dari desain feed kamu.
  • Konten yang terlalu rapi justru kadang gak dipercaya.

3. Masukkan Data atau Angka Unik

Angka itu gampang ditangkap mata. Apalagi kalau datanya mengejutkan atau gak banyak orang tahu. Tapi jangan asal bikin angka, tetap harus relevan. Setelah kasih datanya, lanjutkan dengan insight-nya.

Contoh:

  • 80% orang cuma baca 3 baris pertama caption kamu.
  • Hanya 1 dari 10 orang yang buka carousel sampai slide terakhir.
  • Video 6–10 detik lebih sering masuk FYP dibanding 30 detik.

4. Sentuh Sisi Emosional Audiens

Kalau bisa bikin audiens merasa dimengerti, mereka bakal stay. Emosi itu bisa berupa lelah, frustrasi, bingung, atau insecure. Gak usah terlalu dalam, cukup kasih kalimat yang menunjukkan kalau penulis tahu perasaan mereka.

Contoh:

  • Capek bikin konten tapi gak ada yang respons?
  • Udah coba semua tips, tapi engagement tetap nol?
  • Ngerasa akunmu kayak ngomong sendiri tiap hari?

5. Pakai Format yang Sudah Terbukti Ampuh

Angka di awal judul atau caption itu powerful. Orang langsung tahu isi kontennya mau kasih berapa poin. Gaya ini cocok buat tips, listicle, atau konten edukatif.

Contoh:

  • 3 kesalahan yang sering bikin caption kamu dilewatin
  • 5 cara simpel naikin interaksi di IG
  • Cuma butuh 1 kalimat buat bikin orang baca sampai habis

6. Bikin Kalimat yang Menggantung

Kalimat yang belum selesai bikin orang pengin lanjut baca. Ini trik sederhana tapi sering efektif. Tapi jangan PHP. Kalau bikin menggantung, lanjutkan isinya dengan jelas.

Contoh:

  • Satu hal yang sering dilupain pas bikin konten adalah …
  • Dulu aku juga stuck banget, sampai akhirnya nemuin …
  • Kalau kamu masih ngelakuin ini, jangan harap …

7. Sebut Langsung Siapa yang Diajak Ngomong

Langsung arahkan ke siapa audiensnya. Pakai “Buat kamu yang…” atau “Kalau kamu…” biar terasa personal. Ini bikin audiens ngerasa, “Wah, ini gue banget!”

Contoh:

  • Buat kamu yang jualan online tapi bingung bikin caption, nih ada tip yang bisa dicoba!
  • Kalau kamu sering kehabisan ide konten, ini bisa dicoba.
  • Khusus buat freelancer yang pengin akun IG-nya lebih hidup, coba deh lakuin ini!
Baca juga: 7 Cara Promosi di Facebook yang Paling Efektif

Social media copywriting bukan cuma soal estetika, tapi tentang strategi narasi yang bisa bikin orang berhenti, baca, dan tertarik lanjut. Hook yang tepat bisa bantu konten tampil beda di tengah hiruk-pikuk feed. 

Semakin sering berlatih, semakin peka melihat pola mana yang efektif dan mana yang lewat begitu saja. Dan semua itu akan balik ke tujuan awal, yakni bikin konten yang nyambung sama audiens, bukan sekadar tampil.


Kalau butuh bantuan untuk lihat ulang arah konten blog biar lebih siap dimonetisasi—terutama dari sisi copy dan daya tarik di media sosial—bisa booking sesi Review Blog dulu aja. Kalau tertarik, bisa klik di sini. Kita bahas bareng biar copy yang kamu pakai benar-benar bisa jadi pengait, bukan sekadar lewat.


Menulis Headline yang Menarik: Rahasia Copywriting yang Efektif

Pernah scroll media sosial atau baca artikel, lalu langsung tertarik cuma gara-gara judulnya? Nah, itu kekuatan dari headline yang ditulis dengan tepat. Cara menulis headline yang menarik ternyata nggak sesederhana kelihatannya. Butuh pemahaman, strategi, dan sedikit trik agar bisa bikin orang berhenti dan mau lanjut baca. 

Dalam dunia copywriting, headline adalah pintu pertama yang harus bisa bikin orang tertarik masuk. Kalau dari awal sudah kurang menggoda, isi sebagus apa pun bisa dilewatkan begitu saja.

Cara Menulis Headline yang Efektif

Menulis Headline yang Menarik: Rahasia Copywriting yang Efektif

Bayangkan sebuah toko dengan etalase biasa saja—orang mungkin lewat tanpa melirik. Tapi kalau tampilannya mencolok, beda cerita. 

Begitu juga dengan tulisan. Headline yang tepat bisa jadi alat paling ampuh untuk mencuri perhatian. Dan di balik itu semua, ada teknik-teknik menulis headline sederhana yang bisa dipelajari siapa saja. 

Bukan cuma untuk penulis profesional, tapi juga buat siapa pun yang pengin bikin tulisannya lebih kuat dan efektif.

1. Gunakan Angka atau Fakta Spesifik

Angka selalu berhasil menarik perhatian karena sifatnya yang konkret. Orang cenderung penasaran kalau tahu ada jumlah tertentu yang akan dibahas. 

Misalnya, dibanding judul “Cara Membuat Headline Menarik”, versi “7 Langkah Membuat Headline Menarik” terasa lebih jelas. Pembaca bisa membayangkan apa saja isi di dalamnya. 

Selain itu, angka menciptakan ekspektasi. Judul jadi terasa lebih rapi dan terstruktur. 

Bisa juga dipakai untuk memberi kesan cepat dan praktis. Misalnya: “5 Detik Bikin Judul yang Menjual”. Ini cocok banget buat konten yang sifatnya edukatif atau tip.

Baca juga: Cara Mengembangkan Gaya Penulisan yang Unik sebagai Penulis Konten

2. Tawarkan Manfaat yang Jelas

Kalau pembaca nggak langsung tahu manfaatnya, kemungkinan besar mereka skip. Judul yang bagus harus bisa menjawab satu pertanyaan: “Apa untungnya buat gue?” 

Misalnya: “Cara Bikin Judul yang Bikin Orang Klik” jelas lebih menarik daripada “Teknik Dasar Menulis Headline”. Manfaat harus terasa langsung dan relevan. Kalau bisa, manfaat itu juga menyelesaikan masalah pembaca. Ini yang bikin mereka mau lanjut baca. 

Jangan terlalu abstrak atau teknis. Semakin jelas manfaatnya, semakin besar peluang kontennya dibaca.

3. Bangkitkan Rasa Penasaran

Kadang pembaca butuh alasan buat klik, dan rasa penasaran bisa jadi pemicunya. Gunakan kata-kata seperti “ternyata”, “rahasia”, “jarang diketahui”, atau “tidak banyak yang tahu”. Tapi pastikan tetap sesuai isi, jangan cuma clickbait. 

Misalnya: “Rahasia Headline yang Selalu Dibuat Copywriter Andal”. Judul seperti itu bikin orang ingin tahu apa sih rahasianya. Rasa penasaran itu mendorong pembaca untuk cari tahu lebih lanjut.

Tapi tetap jaga janji headline supaya nggak mengecewakan. Jangan bikin pembaca merasa tertipu setelah buka isi artikelnya.

4. Gunakan Bahasa yang Dekat dengan Audiens

Setiap audiens punya gaya bahasa yang beda. Headline untuk remaja tentu beda dengan headline buat profesional. Kalau targetnya anak muda, bisa pakai bahasa yang santai tapi tetap sopan. Untuk pembaca yang lebih serius, hindari bahasa terlalu santai atau terlalu teknis. 

Kuncinya adalah empati. Bayangkan sedang ngobrol dengan mereka, lalu tulis headline yang kira-kira mereka pahami. Hindari istilah yang terlalu ribet. Yang penting, pesannya sampai dan enak dibaca. Bahasa yang tepat bikin pembaca merasa kontennya relevan buat mereka.

5. Berikan Urgensi atau Tekankan Masalah

Judul yang menunjukkan urgensi bisa membuat pembaca merasa harus segera tahu isinya. Misalnya, “Jangan Lagi Bikin Judul Seperti Ini Kalau Nggak Mau Kontennya Sepi”. Judul seperti ini memunculkan rasa cemas kecil yang memancing rasa ingin tahu. 

Bisa juga dengan cara menunjukkan masalah nyata yang mereka alami. Misalnya: “Kenapa Judul Kamu Selalu Gagal Menarik Perhatian?” Ini membantu pembaca merasa dilihat dan dipahami. 

Mereka jadi lebih mungkin membaca karena merasa ada solusi. Tapi tetap hindari nada yang menggurui. Tawarkan solusi dengan nada yang ramah.

6. Cocokkan dengan Tujuan Konten

Headline bukan cuma soal menarik, tapi juga harus nyambung dengan isi. Kalau isi artikelnya edukatif, jangan pakai judul yang sensasional tapi nggak relevan. Clickbait boleh saja dipakai sesekali, asal tetap jujur. 

Yang penting, apa yang dijanjikan di judul benar-benar ada di dalam artikel. Ini penting untuk membangun kepercayaan pembaca. Apalagi kalau kamu bikin konten secara rutin. Konten yang sesuai janji headline juga punya peluang lebih besar untuk dibagikan. Jadi, pastikan judul dan isi sejalan.

Baca juga: Langkah Membuat Struktur Artikel yang Menarik Agar Mudah Dibaca dan Dibagikan

Cara menulis headline yang menarik memang bukan sekadar merangkai kata. Ada logika, rasa, dan strategi yang perlu dipikirkan supaya bisa benar-benar “kena” di pembaca. 

Tapi begitu tahu polanya, menulis headline bukan lagi beban—malah bisa jadi bagian paling seru dari proses menulis. Judul yang tepat bisa membuka jalan ke pembaca yang tepat juga. Dan dari situlah semua bisa dimulai: keterlibatan, interaksi, sampai aksi.

Review Blog


Kalau masih bingung apakah judul-judul di blog sudah cukup menarik atau belum, bisa banget diskusi bareng lewat sesi review blog. Kadang kita cuma butuh sudut pandang luar untuk lihat apa yang perlu diperbaiki. Termasuk dalam hal sekecil tapi sepenting cara menulis headline. Kalau tertarik, bisa klik di sini untuk booking sesi review-nya.


Menulis Buku Nonfiksi Tanpa Latar Belakang Penulis

Menulis buku nonfiksi sering kali dianggap butuh latar belakang khusus—entah itu akademis, profesi, atau pengalaman jadi penulis sebelumnya. Padahal kenyataannya, banyak buku bagus justru lahir dari orang-orang biasa yang punya cerita kuat, pengalaman unik, atau pengetahuan praktis yang jarang dibahas. 

Yang penting bukan siapa yang nulis, tapi apa yang ditulis dan seberapa besar dampaknya buat pembaca.

Kalau pernah punya keinginan buat menuangkan ide atau pengalaman ke dalam buku, tapi merasa tak cukup ‘pantas’ karena bukan penulis atau ahli di bidang tertentu, mungkin waktunya untuk mengubah cara pandang. 

Buku nonfiksi enggak selalu harus berat dan kaku. Justru tulisan yang datang dari pengalaman nyata bisa terasa lebih jujur dan dekat.

Menulis Buku Nonfiksi Tanpa Latar Belakang Penulis

Menulis Buku Nonfiksi Tanpa Latar Belakang Penulis

Kalau sudah mantap ingin mulai menulis buku nonfiksi tapi masih bingung harus mulai dari mana, tenang dulu. Prosesnya bisa dipecah jadi langkah-langkah sederhana yang mudah diikuti, bahkan tanpa pengalaman menulis sebelumnya. 

Menulis buku nonfiksi enggak harus ribet. Yang penting tahu dulu arah dasarnya dan paham alur kerjanya. Berikut ini beberapa langkah praktis yang bisa dijadikan panduan supaya proses menulisnya lebih terarah dan terasa lebih ringan.

1. Tentukan Masalah atau Topik yang Ingin Diangkat

Langkah pertama adalah menentukan isi besar buku. Jangan buru-buru mikirin judul atau gaya bahasa. Fokus dulu ke pertanyaan: apa sih yang mau dibahas? 

Ambil dari pengalaman sendiri, keresahan yang sering dirasakan, atau ilmu yang sering ditanyakan orang. Misalnya, sering bantu orang atur keuangan, bisa jadi buku soal budgeting. Atau pernah berjuang lawan penyakit, bisa jadi buku inspirasi dan panduan. 

Tak harus pintar banget. Cukup paham dan pernah menjalani. Pembaca biasanya lebih tertarik sama yang relate, bukan yang rumit. Jadi, cari satu topik yang paling kuat dan punya potensi memberi nilai buat orang lain.

Baca juga: Pentingnya Riset Mendalam untuk Membuat Konten Berkualitas

2. Perjelas Tujuan Buku

Banyak yang mulai menulis buku nonfiksi tanpa tahu tujuan bukunya. Akhirnya, isinya ke mana-mana. 

Sebelum mulai nulis, pastikan dulu: Buku ini pengin bantu siapa? Dan bantu dalam hal apa? Misalnya, mau bantu ibu rumah tangga bikin usaha rumahan. Atau bantu fresh graduate cari kerja. 

Tujuan ini akan jadi pegangan selama proses menulis. Jadi setiap kali bingung, tinggal balik ke tujuan. Kalau buku punya arah yang jelas, pembaca juga akan lebih gampang menangkap maksudnya. Dan buku akan terasa utuh dari awal sampai akhir. Tujuan juga bikin proses nulis lebih terarah dan enggak bikin cepat menyerah di tengah jalan.

3. Rancang Outline Buku

Outline itu semacam kerangka. Isinya daftar poin-poin yang mau dibahas. Enggak harus langsung lengkap. Mulai saja dari bab pertama sampai akhir, cukup dalam bentuk poin atau pertanyaan. 

Misalnya: Bab 1 – Kenapa Topik Ini Penting? Bab 2 – Masalah Umum yang Dihadapi, dan seterusnya. 

Outline ini bikin menulis buku nonfiksi jadi lebih ringan, karena enggak harus mikir dari nol tiap kali buka laptop. Selain itu, outline bantu mengecek apakah alur bukunya sudah enak atau masih lompat-lompat. 

Kalau belum biasa nulis panjang, outline akan sangat ngebantu. Bahkan kalau pun nanti pakai bantuan editor, outline bikin proses penyusunan jadi lebih efisien.

4. Tulis dengan Gaya Bahasa Sendiri

Banyak yang berpikir menulis buku nonfiksi itu harus pakai bahasa baku yang kaku. Padahal enggak. Justru buku nonfiksi yang enak dibaca itu biasanya pakai bahasa sehari-hari yang ringan dan mengalir. 

Gaya bahasanya cukup sopan tapi tetap santai. Bayangkan seperti lagi mengobrol saja. Enggak perlu banyak istilah rumit, kecuali kalau memang dibahas juga artinya. 

Fokus ke cara menyampaikan ide biar gampang dimengerti. Boleh banget kasih jeda, pakai kalimat pendek-pendek. Jangan memaksa pakai bahasa yang tak biasa dipakai sendiri. Pembaca bisa merasa lebih dekat kalau tulisannya terasa alami.

5. Sisipkan Cerita dan Contoh Nyata

Tulisan tanpa contoh atau cerita biasanya susah nyantol di kepala. Jadi, penting banget untuk menyisipkan kisah nyata atau pengalaman pribadi. Bisa juga pakai cerita orang lain yang relevan. 

Misalnya lagi bahas cara mengatur waktu, kasih contoh nyata dari rutinitas yang dijalani. Kalau lagi bahas pengeluaran, bisa kasih ilustrasi angka yang sederhana. Cerita dan contoh ini bikin pembaca lebih kebayang. 

Bukan sekadar teori, tapi ada gambaran nyata yang bisa diikuti. Selain itu, cerita juga bikin buku nonfiksi lebih hidup. Enggak kaku dan enggak terasa seperti baca makalah.

6. Revisi dan Perbaiki

Setelah draf selesai, jangan langsung puas. Tahap revisi itu krusial. 

Di sini, kamu bisa baca ulang, perbaiki bagian yang janggal, atau buang yang gak perlu. Kadang pas menulis buku nonfiksi, kita enggak sadar ada bagian yang diulang, atau kalimatnya muter-muter. 

Revisi bikin isi buku jadi lebih padat, jelas, dan enak dibaca. Baca keras-keras juga bisa bantu mengecek alur kalimatnya. Kalau pas dibaca terdengar janggal, berarti perlu diubah. 

Jangan takut potong tulisan. Lebih baik ringkas tapi bisa menempel di kepala, daripada panjang tapi bikin bosan. Kalau perlu, minta orang lain buat bantu baca juga. Masukan dari luar bisa sangat membantu.

7. Jangan Takut Minta Bantuan Profesional

Kalau belum pernah menulis buku nonfiksi sebelumnya, wajar kalau bingung di tengah jalan. Bisa mentok ide, ragu sama tulisan sendiri, atau bingung soal penerbitan. Di sinilah bantuan dari mentor atau konsultan bisa sangat berarti. 

Konsultasi penulisan buku bisa bantu dari tahap awal sampai akhir. Mulai dari menyusun ide, bikin outline, review tulisan, sampai siap terbit. Semua prosesnya didampingi, jadi lebih tenang dan enggak jalan sendirian. 

Layanan konsultasi penulisan buku dari Penulis Konten cocok banget buat yang pengin nulis buku tapi masih ragu. Dengan pendampingan, buku bisa selesai lebih cepat dan lebih terarah.

Baca juga: Bagaimana Menentukan Target Pembaca untuk Website Bisnis?

Menulis buku nonfiksi bukan cuma milik mereka yang sudah punya nama atau gelar tertentu. Siapa pun bisa mulai, asal tahu cara menyusunnya dan punya semangat buat berbagi isi kepala. Gak masalah kalau belum pernah nulis sebelumnya. Yang penting berani menuangkan ide, terbuka untuk belajar, dan tahu kapan harus minta bantuan.


Jasa Konsultasi Penulisan Buku Nonfiksi


Butuh pendampingan biar buku impian bisa benar-benar jadi nyata? Klik di poster atau langsung di sini untuk booking layanan konsultasi penulisan buku.

 

Cara Riset Tren untuk Menemukan Topik yang Sedang Populer

Cari ide konten yang segar memang nggak selalu mudah. Kadang sudah memutar otak, tetap saja mentok. Di sinilah pentingnya tahu cara riset tren. Dengan tahu apa yang sedang ramai dibicarakan, peluang untuk bikin konten yang relevan dan menarik jadi lebih besar.

Tapi, riset tren bukan soal ikut-ikutan semata. Ada proses yang perlu dijalani supaya hasilnya benar-benar berguna. Kalau bisa dilakukan dengan tepat, tren bisa jadi pintu masuk ke topik-topik yang relevan, relate, dan punya potensi viral.

Cara Riset Tren untuk Topik Konten

Cara Riset Tren untuk Menemukan Topik yang Sedang Populer

Supaya bisa menemukan topik yang tepat, perlu langkah-langkah yang jelas dan terarah. Cara riset tren yang baik bukan soal feeling semata, tapi soal memanfaatkan data dan membaca situasi. 

Nah, di bawah ini ada beberapa metode praktis yang bisa dilakukan untuk menggali topik yang sedang ramai, dan tentunya sesuai dengan kebutuhan pembaca.

1. Gunakan Google Trends

Google Trends bisa bantu lihat topik apa yang lagi ramai dicari. Cukup buka situsnya, lalu ketik kata kunci yang relevan. Misalnya, ketik “kuliner” atau “desain rumah”. Nanti bakal muncul grafik minat orang dari waktu ke waktu. Bisa juga lihat topik yang populer di wilayah tertentu.

Pakai fitur “Trending Now” kalau mau tahu pencarian yang lagi naik hari ini. Cocok buat cari ide konten yang masih hangat dan belum basi.

Baca juga: Cara Menentukan Topik yang Relevan dan Menarik untuk Konten

2. Manfaatkan Media Sosial

Media sosial itu tempat paling cepat buat lihat tren. Coba buka X (Twitter), TikTok, Instagram, atau YouTube. Lihat hashtag yang sering dipakai, video yang lagi FYP, atau tweet yang banyak dibahas.

TikTok punya fitur Creative Center. Di sana bisa cek topik, suara, atau produk yang lagi ngetren. YouTube juga punya halaman Trending. Dari situ bisa kelihatan tema video yang lagi ramai.

3. Gunakan Tools SEO seperti Ahrefs, Ubersuggest, atau SEMrush

Kalau mau yang lebih terukur, tools SEO bisa bantu banget. Masukkan kata kunci umum, nanti muncul banyak ide turunan. Bisa kelihatan juga jumlah pencariannya.

Pilih kata kunci yang tren pencariannya lagi naik. Jadi bukan cuma banyak dicari, tapi juga sedang tumbuh. Itu tanda kalau topiknya punya potensi besar buat dikembangkan.

4. Cek Forum dan Komunitas Online

Forum online kayak Reddit, Quora, dan Kaskus sering jadi tempat orang curhat, nanya, atau diskusi. Di situ bisa kelihatan langsung apa yang lagi jadi perhatian banyak orang.

Lihat kategori atau thread yang ramai. Cek juga pertanyaan yang sering diulang. Biasanya, dari satu pertanyaan bisa berkembang jadi banyak ide topik yang relevan.

5. Pantau Pesaing atau Media Populer

Lihat juga apa yang sedang dibahas pesaing atau media lain. Cek blog atau portal yang satu niche. Perhatikan konten yang baru tayang dan sudah ramai komentar atau dibagikan.

Bisa juga pakai BuzzSumo untuk lihat artikel yang punya performa tinggi di media sosial. Dari situ, bisa tahu mana topik yang memang menarik dan berpotensi viral.

6. Perhatikan Kalender Momen dan Event Terkini

Tren juga sering datang dari momen musiman atau event besar. Misalnya Ramadan, hari-hari peringatan seperti Hari Museum, Hari Buku, dan sebagainya. Lalu ada momen tahun ajaran baru, pemilu, konser, atau serial film yang baru rilis.

Punya kalender momen bisa bantu merencanakan konten dari jauh-jauh hari. Jadi nggak cuma ikut tren, tapi juga bisa siap lebih awal dari yang lain.

7. Gunakan Google Search Suggest dan People Also Ask

Pas lagi ngetik sesuatu di Google, perhatikan saran otomatis yang muncul. Itu semua berdasarkan apa yang sering dicari orang.

Scroll juga ke bagian “Orang juga bertanya”. Dari situ, bisa dapat insight soal pertanyaan-pertanyaan umum yang masih relevan dan bisa dijawab lewat konten.

8. Gabungkan Data dan Lakukan Analisis Cepat

Setelah mengumpulkan semua informasi dari berbagai sumber, waktunya bandingkan. Lihat mana topik yang paling sering muncul, punya tren naik, dan belum terlalu banyak dibahas.

Fokus pada topik yang relevan sama target audiens. Jangan lupa cek juga apakah kontennya bisa dikembangkan jadi bahasan panjang, video, atau bahkan konten berseri.

Baca juga: 3 Cara Memilih Topik Artikel yang Pasti Dibaca Orang!

Cara riset tren yang tepat bisa jadi pembeda antara konten yang tenggelam dan konten yang ramai diperbincangkan. Dengan tahu apa yang sedang hangat, proses bikin konten jadi lebih terarah dan relevan. 

Tapi tetap ingat, tren cuma pintu masuk. Isi dan sudut pandang yang dibawa tetap harus kuat dan punya nilai. Jadi, setelah tahu caranya, tinggal bagaimana memanfaatkannya dengan cerdas dan konsisten.

Temukan tips menulis lainnya yang praktis dan inspiratif di Instagram Penulis Konten. Jangan lewatkan konten menarik yang bisa bantu meningkatkan skill menulismu!


Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

PenulisKonten.id
Menyediakan Konten untuk 
Keperluan Marketing, Branding, 
Bisnis, dan Penjualan

SUBSCRIBE & FOLLOW

TERBARU!

Cara Kerja Penulis Online yang Perlu Dipahami

Penulis online sekarang makin banyak dibutuhkan. Dari artikel blog, konten media sosial, sampai tulisan untuk kebutuhan bisnis, semua butuh ...

POPULAR POSTS

  • 9 Tip Menyusun Strategi Pemasaran Produk untuk Toko Online Pemula di Instagram
  • 6 Ide Konten Website Bisnis yang Bisa Anda Coba Sekarang Juga!
  • 9 Ide Konten untuk Instagram Bisnis Agar Menarik Followers Anda!
  • Yuk, Belajar 11 Teknik Copywriting untuk Deskripsi Produk yang Menarik dan Menjual!
  • Strategi Penggunaan Hashtag di Media Sosial yang Paling Jitu

Categories

  • Bisnis 20
  • Branding 9
  • Digital Marketing 73
  • Social Media Marketing 22
  • Strategi Konten 32

Testimoni

Gue minta bantuan PenulisKonten.id untuk konten website, musti ada penyesuaian di awal agar sesuai dengan target pembaca. Tapi seiring berjalannya waktu, makin membaik. Ga terasa uda lebih dari setahun kerjasama.

Good job!

- Andhika Diskartes
Financial planner, pemilik website diskartes.com dan valuemagz.id

---

PenulisKonten.id selalu konsisten memberikan pekerjaan terbaik dengan hasil yang terukur jelas dan kemajuan yang selalu menggembirakan. Komunikasi yang cepat dan terbuka adalah poin kuat lain dari mereka.

- Dani Rachmat
Bloger Keuangan, pemilik akun Instagram @danirachmat



---
PenulisKonten.id memberikan banyak insight buat kami yang baru pertama kali memanfaatkan media sosial dalam melakukan promosi. Mereka juga sangat profesional karena selalu mengkomunikasikan konten yang akan diposting dan menerbitkan laporan setiap bulannya. Sukses PenulisKonten.id.

- Agnes Utari
Kaprodi Magister Akuntansi Universitas Widya Mandala Surabaya

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Paling Ramai

  • Cara Kerja Penulis Online yang Perlu Dipahami
  • Bagaimana Membuat Konten Digital Marketing yang Disukai Audiens dan SEO-friendly Sekaligus
  • Mengenal 10 Jenis Freelance Writer dan Keahliannya

Arsip

Hubungi Kami!

Email: penuliskontenid@yahoo.com
Kirim pesan WhatsApp Business

Copyright © Penulis Konten. Designed by OddThemes